PROSES PEMASAKAN KAIN KAPAS
DENGAN KAPORIT ( CaOCl2)
Laporan
Praktikum Pengelantangan
Di
Susun Oleh :
MARYADI
154010
AKADEMI
TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA
2016
A.
TUJUAN
PRAKTEK
1. Menghilangkan
pigmen / warna alam pada kain kapas dengan menggunakan kaporit sehingga
diperoleh kain yang putih dan bersih.
2. Mengetahui
tahapan pada proses pengelantangan dengan kaporit berikut dengan fungsinya.
3. Melakukan
proses pengelantangan dengan Ph yang berbeda sehingga dapat diketahui efeknya
pada hasil pengelantangan.
B.
LANDASAN
TEORI
Maksud dari pengelantangan adalah menghilangkan
warna-warna yang ada pada bahan tekstil (raw material) yang disebabkan oleh
karena adanya pigmen-pigmen alam atau zat –zat lain, sehingga diperoleh bahan
yang putih.
Pigmen pigmen alam ini belum hilang
pada proses pemasakan. Pigmen alam merupakan senyawa organik yang mempunyai
ikatan rangkap, dan dapat dioksidasi menjadi senyawa yang lebih sederhana atau
reduksi menjadi senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan tunggal, sehingga tidak
berwarna. Dengan demikian dihasilkan bahan tekstil yang putih.
Pengelantangan dapat dilakukan
sampai putih sekali untuk bahan – bahan yang akan dijual sebagai kain atau
benang putih, tetapi dapat juga dilakukan hanya setengah putih untuk bahan –
bahan yang akan dicelup dengan warna muda.
Zat – zat pengelantangan
Dalam pertekstilan dapat dipakai dua
jenis zat pengelantang, yaitu bersifat oksidator dan yang bersifat reduktor.
Zat
pengelantang yang bersifat oksidator pada umumnya digunakan untuk
pengelantangan serat serat selulosa dan beberapa diantaranya dapat pula dipakai
untuk serat –serat binatang dan serat – serat sintetis. Sedangkan zat – zat
pengelantang yang bersifat reduktor hanya dapat dipakai untuk serat – serat protein
(binatang).
Zat pengelantang yang bersifat
oksidator
Zat
pengelantang yang bersifat oksidator dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
yang mengandung khlor , misalnya:
-
Kaporit (CaOCl2) - Natrium
Khlorit (NaClO2)
-
Natrium hipokhlorit (NaOCl)
Dan yang tidak
mengandung khlor , misalnya:
-
Hydrogen Peroksida (H2O2)
-
Natrium Peroksida (Na2O2)
-
Natrium Perborat (NaBO3)
-
Kalium Bikhromat (K2Cr2O7)
dan
-
Kalium Permanganat (KMnO4)
PENGELANTANGAN SERAT-SERAT TEKSTIL
Serat-serat selulosa, terutama
dikelantang dengan garam-garam hipokhlorit, yaitu kaporit dan natrium
hipokhlorit dalam suasana alkali. Untuk rayon biasanya menggunakan natrium
hipokhlorit karena lebih aman daripada kaporit dan alkalinitasnya dikurangi.
Pengelantangan
dengan hydrogen peroksida juga baik dikerjakan, karena tidak terjadi kerusakan
serat, tetapi harganya mahal dan memerlukan pemanasan.
Serat serat proteina dapat
dikelantang dengan zat-zat oksidator yang tidak mengandung khlor. Misalnya
hydrogen peroksida, asal alkalitas larutan tidak terlalu basa. Selain itu
serat-serat proteina dapat dikelantang dengan zat – zat pengelantang yang
bersifat reduktor.
Zat
oksidator yang mengandung khlor tak dapat dipakai untuk pengelantangan serat
proteina, karena terjadi pengrusakan serat oleh khlor yaitu terjadi khlor
amina.
Serat – serat sintetik dan rayon
asetat paling baik dikelantang dengan Textone (natrium khlorit) dalam suasana
asam. Rayon asetat dapat pula dikelantang dengan natrium Hipokhlorit dalam
suasana asam. Serat poliamida tak dapat dikelantang dengan hydrogen peroksida.
Karena akan terjadi pengrusakan serat.
Pengelantangan dengan zat
pengelantang yang mengandung Khlor
Pengelantangan Dengan Kaporit
Kaporit
juga disebut serbuk pengelantang (Bleaching Powder) dan merupakan zat oksidator
yang kuat . biasanya digunakan untuk mengelantang kapas. Jarang digunakan untuk
mengelantang rayon, karena daya oksidasinya besar, sehingga memungkinkan
kerusakan serat yakni akan terjadi oksiselulosa.
Kaporit dalam negeri mengandung kira
– kira 30% Cl aktif, sedangkan kaporit impor mengandung 60% Cl aktif.
Selama proses pengelantangan terjadi reaksi – reaksi sebagai
berikut :
-
Pelarutan kaporit dalam air : 2CaOCl2
Ca(OCl)2 + CaCl2
-
Kalsium Hipokhlorit terhidrolisa
Ca(OCl)2 +H2ON
Ca(OH) + 2HOCl
-
Pada waktu yang sama terjadi pula gas
khlor.
CaCl2 +
Ca(OCl)2 + H2O
Ca(OH)2 + Cl2
-
Asam hipokhlorit yang terjadi bekerja
memutihkan serat
HOCl
HCl + On
-
CO2 dari udara mempercepat
penguraian.
Ca(OH)2 + CO2
CaCO3 + H2O
Agar pengelantangan berjalan perlahan – lahan harus dikerjakan
dalam suasana alkali, yaitu dengan penambahan natrium karbonat atau basa
lainnya.
Pada
Ph alkali, HOCl yang terjadi sangat sedikit sehingga pengelantangan berjalan
perlahan – lahan, berarti kemungkinan kerusakan serat karena oksidasi dapat
dicegah.
Pengelantangan
biasanya dilakukan pada Ph 11. Selama proses Ph akan turun, karena ada pengaruh
CO2 dari udara. CO2 ini menetralkan kalsium hidroksida
membentuk kalsium karbonat yang mengendap sehingga kemungkinan penurunan Ph
sampai dibawah 9. Oleh karena itu penambahan larutan penyangga (buffer) untuk
menjaga Ph dalam daerah 9 – 10 sangat dianjurkan, lebih – lebih bila
menggunakan sistim standing bath.
Kaporit mengandung garam – garam Ca
yang mungkin mengendap dalam bahan, dan akan menyebabkan pegangan kasar ,
misalnya CaCO3 yang terbentuk karena pengaruh CO2 dari
udara atau Ca (OH)2. Untuk menghindari hal ini dilakukan
pengelantangan lanjut (Scouring) dengan HCl. Sisa – sisa kaporit yang masih ada
dalam bahan akan terurai menjadi HOCl sehingga memberi efek pengelantangan
lanjut.
CaCO3
2HCl2 + H2CO3
` Ca(OH)2 +2HCl
CaCl2 + 2H2O
CaOCl2 + HCl
CaCl2 + HOCl
Selama proses pengelantangan , kaporit
juga mengeluarkan gas khlor yang sebagian terserap kedalam bahan. Gas khlor ini
sangat berbahaya jika konsentrasinya besar. Setelah pengeringan, walaupun
jumlah gas khlor sedikit, tetapi konsentrasinya menjadi besar, sehingga besar
kemungkinan akan merusak serat yang mengakibatkan kekuatan turun. Oleh karena
itu setelah proses pengelantangan lanjut, perlu diteruskan dengan proses anti
khlor dengan natrium sulfit, bisulfit atau hidrosulfit untuk mengikat khlor
yang mungkin ada dalam bahan.
NaHSO3 + Cl2 +
H2O
NaHSO4 +2HCl
Ca2S2O4 +
3Cl2 + 4H2O
2NsHSO4 + 6HCl
Tabel 1
Penurunan Ph selama Pengelantangan
waktu
|
Ph
larutan pengelantangan
|
|||||
Kaporit
|
NaOCl
|
Soda
abu+Hipokhlorit
|
||||
Sebelum
sirkulasi
|
11.05
|
8.55
|
11.55
|
9.35
|
11.2
|
10.10
|
5
menit
|
9.25
|
8.45
|
10.5
|
9.25
|
-
|
-
|
15”
|
8.95
|
8.30
|
9.7
|
9.05
|
10.95
|
10.0
|
30”
|
8.70
|
8.15
|
9.35
|
8.9
|
10.8
|
9.95
|
45”
|
8.70
|
8.20
|
9.4
|
9.1
|
10.65
|
9.9
|
60”
|
8.50
|
8.00
|
9.2
|
8.9
|
10.50
|
9.8
|
90”
|
8.25
|
7.65
|
8.8
|
8.6
|
10.3
|
9.8
|
120”
|
8.10
|
7.45
|
8.5
|
8.45
|
10.2
|
9.75
|
150”
|
7.95
|
7.35
|
8.35
|
8.3
|
10.15
|
9.7
|
23
jam
|
6.6
|
6.0
|
6.75
|
7.0
|
9.8
|
9.6
|
Sumber
: March J.T , An Introduction to Textile Bleaching, Chapman & Bali Ltd.
1956 hal 234
Supaya
hasil pengelantangan kelihatan lebih cerah, biasanya dilakukan proses pemutihan
optik, dengan zat-zat pemutih optik seperti Leucophor dan lain-lain.
1. Pemutihan
Kaporit : 2 – 3 gr/ltr Cl aktif
Na2CO3 : 7 gr/ltr (ph 11)
Pembasah : 1 cc/ltr
Waktu : 60 menit
Suhu : suhu kamar
Setelah itu dilakukan
pencucian dengan air dingin
2. Proses
pengasaman
HCl 20° Be : 3 cc/ltr
Waktu :
15 menit
Suhu : suhu kamar
Setelah itu dilakukan
pencucian dengan air dingin
3. Proses
anti khlor
NaHSO3 : 3 gr/ltr
Wktu : 15 menit
Suhu : 50°C, setelah itu
dilakukan pencucian dengan air hangat dan dingin.
4. Pemutih
optic
Pemutih optic : 0,05 – 0,5 % dari berat bahan.
Waktu : 15 menit
Suhu : suhu kamar, kemudian
diperas lalu dikeringkan.
Pengelantangan dengan
kaporit dapat dilakukan dalam mesin-mesin jigger, haspel , ketel pemutih, bak
tanah / porselen.
C.
ALAT
DAN BAHAN
Alat
|
Bahan
|
1. Beker
gelas
|
1. CaOCl2 / kaporit
|
2. Timbangan
|
2.
Na2CO3
|
3. Thermometer
|
3.
Teepol
|
4. Pengaduk
|
4.
Sequester-T
|
5. Gelas
ukur
|
5.
Na2S2O4 / Na2H2SO2
|
6.
Detergent
|
|
7.
HCl
|
D.
PROSEDUR
KERJA
1. Hitung
semua kebutuhan bahan untuk proses pengelantangan, pengasaman, anti khlorida,
dan proses pencucian sabun.
2. Siapkan
alat dan bahan,
Untuk proses
pengelantangan, masukkan air, pembasah, sequester –T, Na2CO3, CaOCl2
sesuai kebutuhan bahan. Aduk kemudian masukkan kain dilakukan dengan suhu kamar
dan dengan waktu 1 jam. Lalu angkat, cuci kain dengan pencucian panas dengan
suhu 70-80oc dan waktunya 10 -15 menit. Angkat kain
3. Untuk
proses pengasaman. Ambil HCl sebanyak 1,2 cc masukkan ke beker glass, tambahkan
air 0,4 L, aduk larutan lalu masukkan kain sambil diaduk-aduk selama15 menit
dan dilakukan dengan suhu kamar. Angkat kain
4. Panaskan
air sebanyak 0,4 L, tunggu sampai suhu mencapai 70-80oc, masukkan
kain. Pencucian panas dilakukan selama 10 menit. Angkat kain, ambil kebutuhan
detergent 0,6 gr untuk pencucian sabun. Masukkan dalam beker glass tambahkan
air 0,3 L, panaskan diatas api Bunsen sampai mencapai suhu 70-80oc lalu
masukkan kain tunggu sampai 10 menit sambil kain diaduk aduk. Angkat kain dan
lakukan lagi dengan pencucian panas dengan suhu dan waktu yang sama. Setelah 10
menit kain diangkat.
5. Untuk
proses anti khlor, ambil Na2S2O4 / NaHSO3
sebanyak 1,2 gr masukkan ke beker glass dan tambahkan air 0,4 L, panaskan
diatas api tunggu agar suhunya 50oc
setelah itu kain dimasukkan dan diaduk aduk selama 15 menit. Angkat kain
6. Panaskan
air sebanyak 0,4 L, tunggu sampai suhu mencapai 70-80oc, masukkan
kain. Pencucian panas dilakukan selama 10 menit. Angkat kain, ambil kebutuhan
detergent 0,6 gr untuk pencucian sabun. Masukkan dalam beker glass tambahkan
air 0,3 L, panaskan diatas api Bunsen sampai mencapai suhu 70-80oc
lalu masukkan kain tunggu sampai 10 menit sambil kain diaduk aduk. Angkat kain
dan lakukan lagi dengan pencucian panas dengan suhu dan waktu yang sama.
Setelah 10 menit kain diangkat dibilas dan dikeringkan dibawah sinar matahari.
7. Setelah
kain hasil pemasakan kering lakukan uji evaluasi mengenai derajat putih dan
derajat kebersihan kain.
E.
RESEP
PENGELANTANGAN
R/1 Pengelantangan
-
CaOCl2 : 3 gr/l
-
Na2CO3 : 0,5 g/l (Ph = 8)
-
Pembasah :
1 cc/l
-
Sequester-T : 0,5 g/l
-
Suhu :
kamar
-
Waktu :
1 jam
-
Vlot :
1 : 40
R/2 Pengasaman
-
HCl (pa) :
3 cc/l
-
Suhu :
kamar
-
Waktu :
15 menit
-
Vlot :
1 :40
R/3 Anti Khlorida
-
Na2S2O4
/ NaHSO3: 3 gr/l
-
Suhu :
50°C
-
Waktu :
15 menit
-
Vlot :
1 : 40
R/ Pencucian Sabun
-
Detergent : 2 gr/l
-
Suhu :
70 – 80°C
-
Waktu :
10 – 15 menit
-
Vlot :
1 : 30
- Reaksi kimia dengan kaporit
- · Reaksi kimia pada Pengasaman
Ca
(OH)2 + 2 HCl
C2Cl2
+ H2O
CaOCl2
+ HCl
CaCl2 + HOCl
- · Reaksi kimia pada anti Khlor
NHSO3
+ Cl2 + H2O
NaHSO4
+ 2 HC
F.
FLOW
PROSES
G.
FUNGSI
ZAT
1. Pembasah
: zat aktif permukaan yang
dapat menurunkan tekanan antar muka antara kain dan larutan proses mudah
terserap oleh kain.
2. Sequester
–T : zat untuk mengikat ion – ion
logam berat yang ada didalam air sehingga tidak mengganggu berjalannya proses
atau disebut zat pelunak air.
3. CaOCl2 : zat yang bisa mengoksidasi /
menghilangkan pigmen atau warna alam sehingga kain menjadi putih dan bersih.
4. Na2CO3 : zat yang dapat memperlambat
dari penguraian kaporit dalam menghasilkan On ( Oksigen Radikal ).
5. HCl :
a. dapat
melarutkan garam – garam kaporit yang mengendap pada kain.
b. Dapat
menguraikan sisa-sisa kaporit untuk diuraikan kembali menjadi On
( Oksigen radikal ).
6. Na2S2O4
/ NaHSO3 : Untuk mengikat gas Khlorida ( Cl2 ) yang
terserap pada kain.
H.
PENGHITUNGAN
I.
DISKUSI
ANALISA
Hasil
proses menunjukkan bahwa proses
pengelantangan dengan kaporit ditambah zat natrium karbonat Ph 11 hasil kainnya
lebih putih dan bersih dibanding dengan
natrium karbonat Ph 8. Fungsi dari pemakaian Na2CO3
sendiri adalah memperlambat proses dari penguraian CaOCl2 (kaporit)
dalam menghasilkan On (oksigen natal). Sehingga penambahan konsentrasi Na2CO3
dalam jumlah yang lebih banyak atau disini dalam Ph 11, proses pengelantangan
akan berjalan lebih perlahan daripada Ph
8, kerja kaporit untuk memutihkan bahan juga akan lebih cepat, HOCl (asam
hipoklorit) pun yang terjadi sedikit sekali dan kerusakan serat karena pengaruh
oksidasi juga dapat terhindarkan. Tetapi untuk menjaga Ph agar tetap
stabil/tidak turun terlalu jauh harus ditambahkan larutan penyangga. Karena
pada reaksi pengelantangan akan terbentuk kalsium hidroksida yang dapat
mengendap dalam bahan. Dan endapan ini harus dihilangkan dengan zat alkali seperti HCl dengan pengerjaan selama ± 15
menit pada suhu kamar. Yang selanjutnya dilakukan proses anti khlor dengan zat
Na2S2O4 / NaHSO3 yaitu untuk
mengantisipasi terjadinya penurunan Ph atau untuk mengikat gas khlor. Jika Ph
turun (ph<7) akan terjadi gas khlor
CaCl2
+ Ca (OCl )2 + H2O
Ca
(OH)2 + Cl2
yang
jika menempel pada bahan akan menyebabkan kerusakan pada kain.
J.
KESIMPULAN
Menggunakan Na2CO3
pada Ph 11 dalam proses pengelantangan dengan kaporit diperoleh hasil yang
lebih putih dan bersih dibanding dengan Na2CO3 pada Ph 8.
K.
DAFTAR
PUSTAKA
Djufri,
Rasjid. Teknologi Pengelantangan Pencelupan dan Pencapan . Institut Teknologi
Tekstil. Bandung. 1973.